Tambang Batubara Ilegal Diduga Jadi Ajang Pungutan Perelek, Ketua LSM RI Ujang Jambe Angkat Bicara
LEBAK, Kabarindo79.Com – Miris, adanya oknum yang diduga meminta pungutan perelek kepada para koordinator lapangan (korlap) tambang batubara di wilayah Perum Perhutani, tepatnya di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, dengan dalih menjaga keamanan dan kondusifitas. (Kamis, 15 Mei 2025)
Informasi ini mencuat setelah tim awak media menerima laporan dan keluhan dari berbagai sumber saat melakukan investigasi ke lokasi tambang batubara. Disebutkan bahwa ada oknum yang meminta pungutan dari tiap korlap di setiap lubang tambang, dengan alasan untuk kepentingan rekan-rekan wartawan dan LSM.
“Kalau dikatakan kami (korlap – red) tidak kooperatif, kami heran. Karena setiap minggu sekali kami diminta pungutan perelek, satu mobil satu tarikan/motor, dan itu diminta ke semua korlap, Kang,” ujar beberapa sumber kepada tim media sekitar seminggu lalu.
Mereka menambahkan, oknum berinisial R lah yang meminta pungutan tersebut, mengatasnamakan wartawan agar lokasi tambang tetap aman dan kondusif. Namun, realitanya pungutan itu tetap berjalan tanpa kejelasan penggunaan dana.
“Kalau ujung-ujungnya tidak jelas peruntukannya, buat apa diadakan perelek?” tambah salah satu korlap yang seminggu lalu mendapat dua mobil untuk beroperasi.
Saat dimintai klarifikasi, R menyatakan bahwa pungutan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan demi menjaga kondusifitas.
“Itu bukan untuk pribadi, tapi untuk menutupi persoalan dengan wartawan, LSM, atau pihak lain,” ucap R.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai hasil pungutan minggu sebelumnya—yang menurut laporan dari lapangan mencapai dua mobil—R menjawab, “Kemarin satu mobil, itu untuk bayar utang habis lebaran, utang ke warung,” kilahnya.
Menanggapi dugaan pungutan tersebut, Ketua LSM Rakyat Indonesia (LSM RI), Ujang Jambe, angkat bicara. Ia menyayangkan tindakan oknum yang mencatut nama profesi wartawan dan LSM untuk meminta pungutan tanpa kejelasan.
“Tentu ini mencoreng nama baik wartawan dan LSM. Pada akhirnya, semua ikut terbawa jeleknya,” kata Ujang Jambe.
Ia menambahkan, “Kenapa saya berkata demikian? Karena saya juga tahu dari portal berita dan warga lainnya bahwa pungutan tersebut dilakukan ke masing-masing korlap untuk wartawan dan LSM. Ini tidak bisa dibiarkan,” tandasnya.
(Tim/Red)