Dongeng Inspiratif Warnai Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual di SDN Kaliwadas Kota Serang
![]() |
Kang Indra bersama Mahasiswa PPKn UNTIRTA |
Serang (30/4/25), Sosialisasi penting mengenai pencegahan kekerasan seksual sejak dini digelar dengan pendekatan kreatif dan penuh keceriaan di SDN Kaliwadas, Kota Serang, pada Rabu (30/4). Mengusung metode dongeng inspiratif, kegiatan ini sukses menyampaikan pesan edukatif kepada ratusan siswa kelas 4, 5, dan 6 secara ringan namun mengena.
Kegiatan ini menghadirkan Indra Martha Rusmana (akrab disapa Kang Indra), seorang pendongeng edukatif sekaligus motivator anak-anak. Dengan gaya khasnya yang energik dan komunikatif, Kang Indra mengajak siswa mengenali bentuk-bentuk kekerasan seksual, membedakan sentuhan baik dan buruk, serta bagaimana cara melindungi diri dan berani bercerita pada orang dewasa yang dipercaya.
Tuki Pranata, Ketua Pelaksana kegiatan menyatakan bahwa program ini bertujuan memberikan edukasi pencegahan kepada siswa secara dini melalui pendekatan yang ramah anak.
“Penting bagi anak-anak untuk memahami sejak dini apa itu kekerasan seksual dan bagaimana menyikapinya. Pendekatan lewat dongeng menjadikan suasana lebih menyenangkan, dan pesan bisa diterima tanpa rasa takut,” ujar Tuki.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah resolusi konflik oleh mahasiswa program studi PPKn Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, di bawah bimbingan dosen pengampu, Ria Yuni Lestari. Ia mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dalam menyukseskan kegiatan ini.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi langsung mengaplikasikan nilai-nilai perlindungan anak ke dalam kegiatan nyata. Kehadiran Kang Indra memberi warna edukatif sekaligus menginspirasi, apalagi dukungan SDN Kaliwadas sungguh luar biasa, kami mengucapkan terimakasih,” ujar Ria.
Kepala SDN Kaliwadas, Siti Malihah, menyambut positif kegiatan ini. Ia menilai bahwa kegiatan semacam ini perlu rutin dilaksanakan di sekolah-sekolah.
“Kami sangat bersyukur SDN Kaliwadas menjadi tuan rumah kegiatan ini. Anak-anak terlihat antusias dan bahagia. Materi yang disampaikan ringan tapi berdampak besar untuk kesadaran mereka,” ungkap Siti.
Salah satu siswa kelas 5, yang tidak ingin disebut namanya, mengatakan bahwa ia senang bisa ikut kegiatan ini.
“Aku jadi tahu kalau ada sentuhan yang boleh dan tidak boleh. Kalau ada yang aneh, aku harus bilang ke Ibu Guru atau Mama,” ucapnya polos.
Kegiatan ini ditutup dengan pembagian door prize dan tepuk tangan meriah serta senyuman bahagia dari para peserta. Pesan-pesan edukatif dibalut dalam canda, lagu, dan cerita menjadikan kegiatan ini bukan hanya menarik, tetapi juga membekas dalam ingatan anak-anak.